Jawabannya adalah mari kita bayangkan bahwa kita adalah seorang pengusaha pada sebuah perusahaan besar. Dengan begitu kita akan memiliki tanggung jawab untuk memastikan karyawan kita memiliki hardware dan software yang baik. Tidak hanya membeli banyak komputer, tetapi juga menyediakan ketersediaan banyak software license untuk keperluan masing-masing karyawan. Bila software tersebut bersifat menyewa maka kamu harus update lagi untuk penggunaan software tersebut selanjutnya dan itu tentu memakan biaya.
- Sangat cepat di deploy yang artinya semakin instant dan cepat untuk implementasi.
- Biaya menggunakan teknologi ini mungkin akan sangat murah, hal ini dipengaruhi dengan adanya persaingan dari berbagai provider penyedia Cloud Services.
- Biaya dari service dan pemakaian akan berdasarkan komitmen dan kesepakatan antara user dan provider yang tidak fix.
- Service ini dapat dengan mudah di upgrade atau downgrade dengan cepat.
- Service ini akan menggunakan metode multi-tenant (Banyak customer dalam 1 platform).
- Kemampuan untuk meng customize service akan menjadi terbatas.Teknologi cloud akan memberikan 3 layanan kepada user :
- Layanan Infrastructure, hal ini meliputi Grid untuk virtualized server, storage & network. Contohnya seperti Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple Storage Service.
- Layanan Platform: hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini memungkinkan developer untuk tidak memikirkan hardware dan tetap fokus pada application development nya tanpa harus mengkhawatirkan operating system, infrastructure scaling, load balancing dan lainya. Contoh nya yang telah mengimplementasikan ini adalah Force.com dan Microsoft Azure investment.
- Layanan Software: Hal ini memfokuskan pada aplikasi denga Web-based interface yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. contohnya adalah Google Apps, SalesForce.com dan social network application seperti FaceBook.
- Tingkat Layanan – Cloud provider mungkin tidak akan konsisten dengan performance dari application atau transaksi. Hal ini mengharuskan kamu untuk memahami service level yang kamu dapatkan mengenai transaction response time, data protection dan kecepatan data recovery.
- Privacy - Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting kemungkinan data kamu akan keluar atau di baca oleh pemerintah U.S. dapat terjadi tanpa sepengetahuan kamu atau approve dari kamu.
- Kepemilikan Data – Data kepemilikan, apakah nantinya data kamu adalah milik kamu. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna layanan cloud.
- Mobilitas Data – Apakah kamu dapat melakukan share data diantara cloud service? dan jika kamu terminate cloud relationship bagaimana kamu mendapatkan data kamu kembali? Format apa yang akan digunakan? atau dapatkah kamu memastikan kopi dari data nya telah terhapus?
Penggagas Indonesian Cloud Forum (ICF) Teguh Prasetya, mengutip riset Gartner yang mengungkapkan pada 2015 nanti koneksi layanan mobile data di dunia diperkirakan tumbuh stabil menjadi 7,4 miliar koneksi dengan pendapatan USD 552 miliar. Gartner juga memprediksi pada 2014 akan ada lebih dari 70 miliar download aplikasi mobile dari toko aplikasi (app store) setiap tahunnya. Lembaga lainnya, Informa Telecoms & Media mengatakan nilai layanan data dan VAS di dunia diprediksi mencapai USD 340 miliar. Menurut Penggagas Indonesian Cloud Forum (ICF) Teguh Prasetya, Indonesia termasuk salah satu dari 15 negara yang mendorong pertumubuhan layanan data dan VAS di dunia sebesar 36% hingga 2014.
Namun, mengembangkan VAS di era tersebut memiliki kendala. Kendalanya adalah bervariasinya platform operasi yang dimiliki perangkat, keterbatasan memori dan storage dari perangkat, variasi dari kemampuan dan lebar layar perangkat, kemampuan mendukung mobile browser, tipe ketersediaan untuk koneksi ke server, dan target pasar dari aplikasi VAS atau konten. Walaupun demikian, untuk mengatasi kendala tersebut mobile cloud harus diadopsi guna mengembangkan VAS di masa depan.
Hasil riset IT Extravaganza 2013 Sharing Vision memprediksi bahwa investasi TI, data center dan operasi TI bakal bergeser ke arah cloud.
Chairman Sharing Vision Dimitri Mahayana menuturkan, di Swiss misalnya, mayoritas bank menggunakan cloud computing. Adopsi cloud tampaknya juga tidak terbatas pada kalangan SME (Small Medium Enterprise), namun perusahaan-perusahaan besar papan atas juga mulai berlomba-lomba menggeser operasi TI-nya ke cloud dengan alasan utama efisiensi dan efektifitas. Hal ini dikarenakan sudah banyak perusahaan yang mengaplikasikan Cloud Computing.